Perbedaan Perasaan dan Emosi dalam Psikologi
Banyak orang mengira perasaan dan emosi adalah dua hal yang sama. Dua hal ini kadang digunakan untuk sebuah hal abstrak dalam kehidupan sehari-hari. Biarpun keduanya saling berhubungan, tetap ada perbedaan emosi dan mental yang perlu Anda ketahui.
Perasaan bisa muncul dari cara pandang seseorang kepada sebuah objek. Objek tersebut bisa berupa benda atau manusia. Di sisi lain, emosi adalah sebuah reaksi dari pengalaman seseorang.
Untuk melihat perbedaannya, simak penjelasannya di bawah ini.
Perbedaan perasaan dan emosi
Satu hal yang perlu diketahui, perasaan bersifat subjektif. Perasaan satu orang akan sangat berbeda dengan orang lain. Hanya Anda yang bisa mengartikan sebuah perasaan karena hanya Anda yang merasakannya.
Jika sekarang Anda merasa senang, berarti Anda benar-benar merasa senang. Kesenangan tersebut bisa didapat dari banyak hal tentunya. Mungkin saja orang lain merasakan perasaan senang juga. Namun, kadarnya tentu akan berbeda dan disebabkan oleh hal yang berbeda pula.
Di sisi lain, emosi adalah bagian dari perasaan yang muncul untuk merespons sesuatu. Emosi bisa sangat spesifik pada setiap orang. Anda pun bisa mengartikannya dengan sebuah istilah dari setiap reaksi yang muncul. Respons ini mungkin diartikan serupa oleh setiap orang dari latar belakang apa pun.
Tipe emosi dasar setiap orang
Berikut tipe emosi yang dimiliki oleh semua orang:
1. Kesenangan
Setiap orang bisa merasakan kesenangan dalam hidupnya. Hal ini terbukti saat mereka merasa ceria, tenang, dan baik-baik saja. Kesenangan biasanya diekspresikan dengan tersenyum, tertawa, dan memberikan kenyamanan untuk diri sendiri.
Kesenangan sering dikaitkan dengan level kesehatan seseorang. Emosi ini bisa membuat imun tubuh lebih meningkat dan menjauhkan Anda dari risiko penyakit. Sebaliknya, tidak bahagia akan sangat memengaruhi level kesehatan menjadi semakin buruk.
2. Kesedihan
Semua orang pun akan merasa sedih karena banyak faktor. Anda bisa merasa kecewa, kehilangan, atau merasakan penolakan. Perasaan ini membuat suasana hati menjadi buruk. Seseorang akan menangis, tidak bersemangat, dan cenderung menarik diri dari orang lain. Dalam beberapa kasus, periode kesedihan bisa berlangsung sangat panjang.
Ada berbagai cara untuk mengatasi emosi kesedihan ini. Anda bisa mulai dengan merasakan rasa sedih tersebut dan memberikan waktu untuk diri sendiri. Lanjutkanlah dengan melakukan sesuatu yang bermakna untuk diri Anda dan orang lain.
Jika masih belum bisa keluar dari kesedihan itu, cobalah mencari bantuan. Kesedihan yang berlarut-larut bisa akan memengaruhi kehidupan sehari-hari. Bila tidak mendapatkan penanganan, kesedihan ini akan membawa Anda pada depresi.
3. Ketakutan
Ketakutan muncul saat Anda merasakan adanya ancaman untuk diri. Anda mungkin akan merasa khawatir, gugup, panik, gelisah, bingung, hingga putus asa. Namun, semua itu normal terjadi pada setiap orang.
Biarpun ini normal, Anda bisa mencegah ketakutan tersebut membayangi diri terus-menerus. Alih-alih kabur dari ketakutan, Anda diharapkan bisa melawan rasa takut tersebut. Cobalah untuk mencari pengalihan kecil saat melawan ketakutan untuk membuat pikiran tidak fokus pada ketakutan.
Selanjutnya, Anda tinggal mempertimbangkan segala hal yang membuat rasa takut muncul. Anda tinggal memilah faktor penyebab ketakutan tersebut, mulai dari level bahaya hingga yang paling aman. Jika dibutuhkan, cobalah lakukan terapi dengan dokter supaya ketakutan tersebut tidak mengganggu kehidupan Anda.
4. Kemarahan
Kemarahan muncul saat Anda merasa diperlakukan tidak adil. Emosi ini sering dianggap sesuatu yang negatif oleh sebagian orang. Namun, kemarahan merupakan reaksi normal yang bisa muncul saat Anda merasa ada yang tidak benar.
Biarpun begitu, reaksi kemarahan yang berlebihan bisa memunculkan masalah untuk Anda dan orang di sekitar. Anda perlu tahu cara mengatur emosi ini supaya tetap ada di batas normal.
Ketika marah muncul, Anda bisa mulai dengan menenangkan diri. Jauhi faktor penyebab kemarahan dengan berjalan sejenak sambil mendengarkan musik. Hindari juga berbicara tentang kemarahan Anda ke orang lain. Hal tersebut malah akan memantik amarah yang lebih besar.
Fokuslah mencari solusi untuk masalah yang muncul. Hindari mencari kambing hitam sebelum menemukan solusi yang tepat.
5. Jijik
Reaksi ini muncul untuk melindungi diri Anda dari sesuatu yang tidak diinginkan. Emosi jijik bisa muncul pada sesuatu atau seseorang. Biarpun ini normal, Anda bisa membatasi rasa jijik dengan berbagai cara.
Toleransi akan meredam emosi ini saat harus berhadapan dengan seseorang yang tidak Anda sukai. Jika memang hal itu tentang seseorang, cobalah fokus pada perilaku orang tersebut. Jangan langsung menghakimi orang tersebut secara keseluruhan.
Jika memang itu tentang seseorang, Anda bisa mengekspresikan diri secara perlahan. Berkonsultasilah dengan dokter bila rasa jijik ini mengganggu kehidupan Anda.
-
Kali ini kita akan membahas mengenai perasaan dan emosi dalam psikologi. Kita sering melihat bahwa dua hal ini merupakan hal yang sering dibilang mirip dan mungkin dianggap sama. Perasaan dan emosi keduanya merupakan hal yang memang sering dianggap sama. Seseorang yang dianggap tidak berperasaan, mungkin akan dianggap tidak memiliki emosi juga. Padahal di dalam psikologi, perasaan dan emosi merupakan dua hal yang berbeda. Banyak tokoh teorist yang mengungkapkan pendapatnya akan hal ini.
Berikut ini adalah beberapa macam perbedaan perasaan dan emosi dilihat dari kacamata psikologi. Kita bisa menelaahnya lebih lanjut sehingga dua hal ini tidak menjadi bias. Pengungkapan perasaan dan pengungkapan emosi bisa menjadi dua hal yang berbeda. Kira-kira apa sajakah perbedaannya? Simak penjelasannya berikut ini.
Berikut ini adalah perbedaan dari perasaan dan emosi, antara lain:
1. Respon Penginderaan
[ ] Perasaan Lebih Menunjukkan Respon Penginderaan
Banyak yang menyebutkan bahwa perasaan biasanya lebih cenderung menunjukkan pada respon penginderaan. Ini artinya, perasaan akan lebih terkait dengan hubungan fisik di lingkungan sekitarnya. Seperti contohnya, seseorang mungkin akan “merasa” kegerahan saat situasi di sekitarnya panas.
[ ] Emosi Mengungkapkan Respon Perasaan
Berbeda dengan perasaan, emosi justru mengungkapkan perasaan. Sebagai contoh, bila seseorang yang merasa kegerahan tadi tidak nyaman, ia mungkin akan menunjukkan emosi marah yang ditunjukkan dalam ekspresi tidak senang.
2. Keterkaitan dengan Jiwa
[ ] Perasaan Terkait dengan Gejala Kejiwaan Lainnya
Perasaan biasanya memiliki keterkaitan dengan gejala kejiwaan lain seperti misalnya persepsi. Seseorang yang sudah memiliki persepsi tertentu, biasanya akan lebih cenderung menanggapi masalah sesuai dengan apa yang ia “rasakan”. Ada beragam pengertian sikap menurut para ahli yang juga memiliki kaitan dengan perasaan.
[ ] Emosi Sifatnya Lebih Independen
Emosi sifatnya lebih independen dan tidak terkait dengan persepsi. Ia bisa muncul tiba-tiba tanpa harus dipengaruhi persepsi tertentu. Ini artinya, seorang individu saat merasakan jenis emosi tertentu bisa langsung dengan spontan memunculkan emosinya tanpa harus dipengaruhi suatu persepsi tertentu.
3. Sifat
[ ] Perasaan Sifatnya Lebih Subjektif
Karena perasaan memiliki keterkaitan dengan persepsi dan gejala kejiwaan lainnya, maka perasaan bisa menjadi lebih subjektif dibandingkan dengan emosi. Ini bisa dilihat, manakala dua orang yang berada dalam lingkungan dingin, bisa saja salah satunya merasa tidak dingin tetapi yang lain sudah sangat kedinginan.
[ ] Emosi Sifatnya Lebih Objektif
Emosi biasanya memiliki sifat yang lebih objektif. Ini adalah bentuk ungkapan seseorang tentang apa yang dia rasakan saat ini. Walaupun mungkin perasaan yang dialaminya memang subjektif, namun emosi akan menghasilkan sesuatu yang lebih objektif terkait dengan apa yang seorang individu alami saat itu.
[ ] Perasaan Sifatnya Lebih Personal
Kembali lagi ke poin sebelumnya, perasaan akan memiliki sifat yang lebih personal karena sifatnya yang subjektif. Individu satu dengan yang lain akan memiliki perasaan yang berbeda-beda pada saat dihadapkan pada suatu situasi atau lingkungan tertentu. Psikologi konseling umumnya bisa membahas hal ini.
[ ] Emosi Sifatnya Lebih Umum
Berbeda dengan perasaan, emosi biasanya bisa bersifat lebih umum. Kita bisa memperhatikan bagaimana sekelompok orang bisa saling mengekspresikan perasaan haru hanya dengan melihat tayangan drama tertentu. Ini yang kemudian menunjukkan sifat emosi lebih cenderung umum.
[ ] Perasaan Lebih Luas
Ruang lingkup dari perasaan sangatlah luas. Kita bahkan bisa mengidentifikasinya berdasarkan macam-macam perasaan menurut psikologi. Yang jelas, perasaan ini akan sangat tergantung dengan seberapa banyak paparan terhadap lingkungan fisik atau pun sosial seseorang.
[ ] Emosi Merupakan Bagian dari Perasaan
Hal yang menarik lagi, emosi justru menjadi bagian dari perasaan itu sendiri. Kita bisa memperhatikan dari penjelasan yang ada, bahwa emosi biasanya muncul setelah seseorang “merasa” sesuatu. Ini adalah perbedaan perasaan dan emosi dalam psikologi yang cukup unik. Bila digambarkan dalam diagram lingkaran, maka emosi akan menjadi lingkaran kecil di dalam lingkaran besar perasaan.
4. Pengamatan
[ ] Perasaan Bisa Diamati dengan Konkret
Perasaan umumnya bisa diamati secara lebih konkret dari orang lain. Ungkapan seseorang terhadap perasaannya juga akan lebih mudah diujarkan dibandingkan dengan emosi. Seseorang yang merasa kedinginan akan terlihat menggigil, seseorang yang merasa kepanasan akan terlihat mengipas-ngipas tubuhnya.
[ ] Emosi Diamati dengan Menggunakan Perasaan
Berbeda dengan perasaan, kadang emosi dalam psikologi justru tidak bisa diamati hanya dengan sekedar melihat ekspresi dari luar seseorang. Seseorang dengan emosi yang sedih, kadang justru terlihat senang. Seseorang yang sedang marah, justru kadang terlihat sedih. Kita hanya bisa menggunakan perasaan untuk mengira-ngira apa yang sebenarnya terjadi.
Beragam perbedaan tersebut merupakan gambaran umum dari perasaan dan emosi. Kita bisa mencari tahu lebih banyak dengan membaca teori-teori psikologi tentang perasaan dan emosi. Pada dasarnya, emosi dan perasaan kadang juga dianggap sebagai sesuatu hal yang sama karena keduanya memang saling terkait erat. Perbedaan perasaan dan emosi dalam psikologi bisa dilihat dari bagaimana tingkah laku seseorang dalam menghadapi sesuatu.
Komentar
Posting Komentar